Saturday, September 24, 2016

Asal Usul Kota Banyuwangi jatim

Kepada era dulu di kawasan ujung timur Provinsi Jawa Timur terdapat suatu kerajaan agung yg diperintah oleh satu orang Raja yg adil & bijaksana. Raja tersebut memiliki seseorang putra yg tampan bernama Raden Banterang. Kegemaran Raden Banterang merupakan berburu. "Pagi hri ini saya bakal berburu ke hutan. Siapkan fasilitas berburu," kata Raden Banterang pada para abdinya. Sesudah peralatan berburu siap, Raden Banterang disertai sekian banyak pengiringnya pergi ke hutan. Saat Raden Banterang terjadi sendirian, beliau menonton seekor kijang melintas di depannya. Dirinya serta-merta menguber kijang itu sampai masuk jauh ke hutan. Dirinya terpisah bersama para pengiringnya.



"Kemana seekor kijang tadi?”, kata Raden Banterang, dikala kehilangan jejak buruannya. "Akan ku cari tetap hingga mampu," tekadnya. Raden Banterang menerobos semak belukar & pepohonan hutan. Tapi, binatang buruan itu tak ditemukan. Dirinya tiba di suatu sungai yg amat bening airnya. "Hem, segar nian air sungai ini," Raden Banterang minum air sungai itu, hingga merasa hilang dahaganya. Sesudah itu, dirinya meninggalkan sungai. Tetapi baru sekian banyak langkah berlangsung, tiba-tiba dikejutkan kehadiran seseorang perawan kece cantik.

"Ha? Seseorang perawan menawan kece? Benarkah dirinya seseorang manusia? Jangan-jangan setan penunggu hutan," gumam Raden Banterang bertanya-tanya. Raden Banterang memberanikan diri jelang perawan jelita itu. "Kau manusia atau penunggu hutan?" sapa Raden Banterang. "Saya manusia," jawab perawan itu sambil tersenyum. Raden Banterang pula memperkenalkan dia. Perawan kece itu menyambutnya. "Nama aku Surati berasal dari kerajaan Klungkung". "Saya berada di ruangan ini sebab menyelamatkan diri dari serangan musuh. Ayah aku sudah gugur dalam mempertahankan mahkota kerajaan," Katanya. Mendengar kata kata perawan itu, Raden Banterang terperanjat bukan kepalang. Menyaksikan penderitaan puteri Raja Klungkung itu, Raden Banterang cepat menunjang & mengajaknya pulang ke istana. Tidak lama setelah itu mereka menikah membangun keluarga bahagia.

Kepada satu buah hri, puteri Raja Klungkung berjalan-jalan sendirian keluar istana. "Surati! Surati!", panggil seseorang pria yg berpakaian compang-camping. Sesudah mengamati wajah lelaki itu, dia baru sadar bahwa yg berada di depannya merupakan kakak kandungnya bernama Rupaksa. Tujuan kehadiran Rupaksa ialah utk menggandeng adiknya buat membalas dendam, dikarenakan Raden Banterang sudah membunuh ayahandanya. Surati menceritakan bahwa beliau ingin diperistri Raden Banterang lantaran sudah berhutang budi. Dgn demikian, Surati tidak akan menunjang ajakan kakak kandungnya. Rupaksa geram mendengar jawaban adiknya. Tetapi, beliau pernah memberikan satu buah kenangan berupa ikat kepala terhadap Surati. "Ikat kepala ini mesti kau simpan dibawah ruang tidurmu," pesan Rupaksa.

Jumpa Surati dgn kakak kandungnya tak didapati oleh Raden Banterang, sebab Raden Banterang sedang berburu di hutan. Selama Raden Banterang berada ditengah hutan, tiba-tiba pandangan matanya dikejutkan oleh kehadiran seseorang lelaki berpakaian compang-camping. "Tuangku, Raden Banterang. Keselamatan Tuan terancam bahaya yg direncanakan oleh istri tuan sendiri," kata lelaki itu. "Tuan dapat menonton buktinya, dgn menyaksikan suatu ikat kepala yg diletakkan dibawah ruangan peraduannya. Ikat kepala itu milik lelaki yg dimintai tolong buat membunuh Tuan," katanya. Sesudah mengucapkan kata-kata itu, lelaki berpakaian compang-camping itu hilang dengan cara misterius. Terkejutlah Raden Banterang mendengar laporan lelaki misterius itu. Dia juga serta-merta pulang ke istana. Sesudah tiba di istana, Raden Banterang serta-merta menuju ke peraaduan istrinya. Dicarinya ikat kepala yg sudah diceritakan oleh lelaki berpakaian compang-camping yg sudah menemui di hutan. "Ha! Benar kata lelaki itu! Ikat kepala ini juga sebagai fakta! Kau merencanakan ingin membunuhku bersama minta tolong pada pemilik ikat kepala ini!" tuduh Raden Banterang terhadap istrinya. " Begitukah balasanmu padaku?" tandas Raden Banterang."Jangan asal tuduh. Adinda sama sekali tak bermaksud membunuh Kakanda, lebih-lebih minta tolong terhadap satu orang lelaki!" jawab Surati. Tapi Raden Banterang masih kepada pendiriannya, bahwa istrinya yg sempat ditolong itu dapat membahayakan hidupnya. Nah, sebelum nyawanya terancam, Raden Banterang lebih dulu mau mencelakakan istrinya.

Raden Banterang berniat menenggelamkan istrinya di suatu sungai. Sesudah tiba di sungai, Raden Banterang menceritakan mengenai jumpa dgn satu orang lelaki compang-camping diwaktu berburu di hutan. Sang istri serta menceritakan berkaitan jumpa bersama satu orang lelaki berpakaian compang-camping seperti yg dijelaskan suaminya. "Lelaki itu yaitu kakak kandung Adinda. Dialah yg berikan satu buah ikat kepala pada Adinda," Surati memaparkan kembali, biar Raden Banterang luluh hatinya. Tapi, Raden Banterang terus yakin bahwa istrinya bakal mencelakakan ia. "Kakanda suamiku! Bukalah hati & perasaan Kakanda! Adinda rela mati demi keselamatan Kakanda. Tapi berilah peluang pada Adinda utk menceritakan faktor jumpa Adinda dgn kakak kandung Adinda bernama Rupaksa," ujar Surati mengingatkan.

"Kakak Adindalah yg dapat membunuh kakanda! Adinda diminati pertolongan, namun Adinda tolah!" Mendengar faktor tersebut , hati Raden Banterang tak cair bahkan beranggapan istrinya berbohong.. "Kakanda ! Apabila air sungai ini jadi bening & harum baunya, berarti Adinda tak bersalah! Namun, apabila masihlah keruh & bau busuk, berarti Adinda bersalah!" seru Surati. Raden Banterang mempunyai anggapan kata kata istrinya itu mengada-ada. Sehingga, Raden Banterang langsung menghunus keris yg terselip di pinggangnya. Bersamaan itu juga, Surati melompat ke tengah sungai dulu menghilang.

Tak berapa lama, berlangsung satu buah keajaiban. Bau nan harum merebak disekitar sungai. Menyaksikan kejadian itu, Raden Banterang berseru bersama nada gemetar. "Istriku tak berdosa! Air kali ini harum baunya!" Betapa menyesalnya Raden Banterang. Dirinya meratapi kematian istrinya, & menyesalkan kebodohannya. Tapi telah terlambat.

Sejak itu, sungai jadi harum baunya. Dalam bahasa Jawa dinamakan Banyuwangi. Banyu artinya air & wangi artinya harum. Nama Banyuwangi setelah itu jadi nama kota Banyuwangi.




Narasi Rakyat
Banyuwangi berasal dari kata Banyu & Wangi. Banyu artinya air. Sedangkan Wangi berarti harum. Kota yg terletak di jatim ini. Mempunyai narasi rakyat mengenai asal usul nama kotanya yg unik. Suatu serita rakyat mengenai kesetiaan seseorang isteri pada suami.

Hiduplah seseorang raja yg bernama Sulahkromo, dirinya memimpin wilayah tersebut bersama didampingi seseorang patih yg bernama Sidopekso. Interaksi mereka sebetulnya amat baik. Patih sidopekso amat sangat mempercayai sang prabu sulahkromo. Di balik itu seluruh, sang raja sebenarnya telah terlanjur jatuh hati terhadap istri sang patih yg bernama Sri tanjung. Sri Tanjung yakni seseorang perempuan yg kece parasnya serta baik kepribadiannya.

Hri berganti hri, rasa cinta dari sang Raja makin tidak tertahankan. Raja mulai sejak memang mau membawa Sri Tanjung dari Patih Sidopekso. Konsep jahat serta dilakukan, Sang Patih diberikan pekerjaan oleh raja, pekerjaan yg amat berat. Sang Raja mengharapkan, bersama pekerjaan berat yg diberikannya, patih sidopekso tidak mau sempat kembali. & dirinya sanggup merebut istri sang patih. Patih Sidopekso juga berangkat buat laksanakan titah baginda raja. Sri Tanjung mengantarkannya sambil sedih sebab tahu pekerjaan berat yg dilakukan oleh suaminya.

Tak selang berapa lama, Prabu Sulahkromo sejak mulai melakasanakan aksinya. Ia sejak mulai jelang sri tanjung buat merayunya. Tapi Sri Tanjung masihlah teguh pendirian. Dirinya masih jadi isteri yg setia pada suami. Ia menolak tiap-tiap rayuan yg diberikan oleh Raja. Sang Raja juga geram. Karenanya, Prabu Sulahkromo mau membalas dendam.

Selang sekian banyak bln, patih sidopekso kembali ke kerajaan. Dengan Cara mengejutkan, ia nyata-nyatanya sukses menyelesaikan pekerjaan yg "mustahil" itu. Ia serta-merta menghadap raja. & kala itulah. Raja bicara "Wahai Patih, kau telah kuanggap sbg saudaraku sendiri, dikarenakan itu, dapat ku katakan rahasia ini padamu. Isterimu sudah merayu & mau berbuat serong denganku dikala kau sedang bertugas"

Termakan hasutan Raja, patih sidopekso juga murka. Di carinya isterinya. & ia meneror membunuh isterinya sendiri yg amat sangat setia. Dibawalah Sri Tanjung ke pinggir sungai yg airnya amat keruh. Sebelum Sang Patih membunuh isterinya, Sri Tanjung mengucapkan permintaan terakhir. Yang Merupakan fakta kesucian, kejujuran juga kesetiannya beliau rela di bunuh oleh suaminya. Tetapi, kalau airnya beralih jadi jernih & harum kala jasadnya diceburkan ke sungai keruh itu sehingga dirinya tak bersalah. Sedangkan jikalau darahnya menciptakan air sungai tadi berbau busuk sehingga beliau bersalah.
Sang Patih tak bakal lagi menahan diri, beliau serentak menikam kerisnya Sri Tanjung. isteri yg setia itu juga meregang nyawa. Di ceburkannya jasad Srt Tanjung ke dalam sungai. Seketika air yg keruh & bau tadi beralih jadi jernih & berbau harum semerbak.. Menonton itu, Patih Sidopekso amat sangat menyesal,sebab kelalaiannya dirinya sudah kehilangan seseorang yg amat bernilai.Sejak disaat itu, sungai itu berbau wangi. & daerah tersebut dikasih nama Banyuwangi.

Asal Usul Kota Banyuwangi jatim Rating: 4.5 Diposkan Oleh: esok sore

0 comments:

Post a Comment