Saturday, September 24, 2016

Kisah Sunan Giri

Sunan Giri yakni nama salah satu orang Walisongo & pendiri kerajaan Giri Kedaton, yg berkedudukan di daerah Gresik, Jawa Timur. Sunan Giri membangun Giri Kedaton yang merupakan pusat penyebaran agama Islam di Jawa, yg pengaruhnya bahkan hingga ke Madura, Lombok, Kalimantan, Sulawesi, & Maluku. Sunan Giri mempunyai sekian banyak nama panggilan, adalah Raden Paku, Prabu Satmata, Sultan Abdul Faqih, Raden 'Ainul Yaqin & Joko Samudro. Dirinya lahir di Blambangan th 1442, & dimakamkan di desa Giri, Kebomas, Gresik.


Di awal abad 14 M, kerajaan Blambangan diperintah oleh Prabu Mena Sembuyu, salah satu orang keturunan Prabu Hayam Wuruk dari kerajaan Majapahit. Raja & rakyatnya memeluk agam Hindu & sebahagian ada yg memeluk agama Budha.

Kepada satu buah hri Parbu Menak Sembuyu gelisah, begitu serta permaisurinya pasalnya puteri mereka satu-satunya jatuh tatkala sekian banyak bln. Telah diusahakan mendatangkan tabib & dukun utk mengobati namun sang puteri belum sembuh pun.

Memang Lah kepada saat itu kerajaan Blambangan sedang dilanda wabah penyakit. Tidak Sedikit telah korban berjatuhan. Menurut gambaran babad tanah jawa esok sakit sorenya mati. Seluruhnya masyarakat amat sangat prihatin, berduka & nyaris seluruhnya gerakan sehari-hari jadi terhambat keseluruhan.

Atas saran permaisuri Prabu Menak Sembuyu mengadakan sayembara, siapa yg bakal menyembuhkan puterinya bakal diambil menantu & siapa yg akan mengusir wabah penyakit di Blambangan dapat diangkat sbg Bupati atau Raja Bujang. Sayembara disebar nyaris keseluruh pelosok negara. Namun telah berbulan-bulan tak pula ada yg mampu memenangkan sayembara tersebut.



Permaisuri semakin sedih hatinya, prabu Menak Sembuyu mengusahakan menghibur isterinya bersama menugaskan Patih Pakaian Sengara buat mencari pertapa sakti guna mengobati penyakit puterinya.

Diiringi sekian banyak prajurit pilihan, Patih Pakaian Sengara pergi melakukan tugasnya. Para pertapa rata-rata tinggal dipuncak lereng-lereng gunung, sehingga kesanalah maksud Patih Bajul Sengara.

Patih Bajul Sengara hasilnya berjumpa dgn Resi Kandabaya yg mengetahui adanya tokoh sakti dari negara seberang. Orang yg dimaksud merupakan Syekh Maulana Ishak yg sedang berdakwah dengan cara sembunyi-sembunyi dinegeri Blambangan.
Patih Bajul Sengara berjumpa dgn Syekh Maulana Ishak yg sedang bertafakkur disebuah goa. Syekh Maulana Ishak ingin mengobati puteri Prabu Menak Sembuyu dgn syarat Prabu ingin masuk atau memeluk agama Islam. Syekh Maulana Ishak memang lah piawai dibidang ilmu kedokteran, puteri Dewi Sekar Dadu sembuh sekali diobati. Wabah penyakit serta lenyap dari wilayah Blambangan. Serasi janji Raja sehingga Syekh Maulana Ishak dikawinkan bersama Dewi Sekardadu. Seterusnya dikasih kedudukan yang merupakan Adipati buat menguasai sebahagian wilayah Blambangan.

Hasutan Sang Patih
Tujuh bln telah Syekh Maulana Ishak jadi adipati baru di Blambangan, semakin hri makin bertambah tidak sedikit warga Blambangan yg memeluk agama Islam. Sementara Patih Bajul Sengara tidak henti-hentinya mempengaruhi sang prabu bersama hasutan-hasutan jahatnya. Hati Prabu Menak Sembuyu menjadi panas mengetahui perihal ini.

Patih Bajul Sengara sendiri sepengetahuan sang Prabu telah mengadakan teroe terhadap pengikut Syekh Maulana Ishak. banyak warga Kadipaten yg dipimpin Syekh Maulana Ishak diculik, disiksa & dipaksa kembali terhadap agama lama.

Kepada kala itu Dewi Sekardadu sedang hamil tujuh bln, Syekh Maulana Ishak sadar seandainya diteruskan bakal berlangsung pertumpahan darah yg selayaknya tak butuh. Kasihan rakyat jelata yg mesti menanggung akibatnya. Sehingga beliau serta-merta pamit terhadap isterinya buat meninggalkan Blambangan.

Hasilnya, kepada malam bersama hati yg berat sebab mesti meninggalkan isteri tercinta yg hamil tujuh bln, Syekh Maulana Ishak bertolak meninggalkan Blambangan seseorang diri. Esok harinya sepasukan agung prajurit Blambangan yg dipimpin Patih Bajul Sengara menerobos masuk wilayah Kadipaten yg telah ditinggalkan Syekh Maulana Ishak.

Dua bln setelah itu dari rahim Sekardadu lahir bayi laki laki yg elok rupanya. Sesungguhnya Prabu Menak Sembuyu & permaisurinya merasa senagn & bahagia menyaksikan kedatangan cucunya yg montok & tampan itu. Bayi itu lain daripada yag lain, wajahnya mengeluarkan cahaya jelas.

Lain halnya dgn Patih Bajul Sengara, dibiarkannya bayi itu mendapat limpahan kasih sayang keluarganya selagi empat puluh hri. Setelah itu beliau menghasut Prabu Menak Sembuyu. Kebetulan kepada dikala itu wabah penyakit berjangkit kembali di Blambangan, sehingga Patih pakaian Sengara berulah lagi..

Bayi itu! Benar Gusti Prabu! Serentak atau lambat bayi itu bakal jadi bencan dikemudian hri. Wabah penyakit inipun menurut dukun-dukun ternama DiBlambangan ini disebabkan adanya udara panas yg memancar dari jiwa bayi itu! Kilah patih Bajul Sengara dgn argumen yg dibuat-buat.

Sang Prabu tak serta-merta membawa ketentuan, karena dalam hatinya dirinya terlanjur suka kedatangan cucunya itu. Tapi sang Patih tidak ada bosan-bosannya menteror bersama hasutan & tuduhan keji yg hasilnya sang Prabu terpengaruh pula.

Meskipun begitu tak ada tega pula dirinya memerintahkan pembunuhan atas cucunya itu dengan cara cepat. Bayi yg masihlah berumur empat puluh hri dimasukkan kedalam peti & diperintahkan buat dibuang ke samudera.

Joko Samudra
Terhadap sebuah tengah malam ada suatu perahu dagang dari Gresik melewati selat Bali. Kala perahu itu berada ditengah-tengah selat Bali tiba-tiba berlangsung keanehan, perahu itu tak bakal bergerak, maju tidak mampu mundurpun tidak dapat.

Nahkota memerintahkan awak kapal utk periksa sebab-sebab kemacetan ini, meungkinkah perahunya membentur karang. Sesudah diperiksa nyatanya perahu itu cuma menabrak suatu peti berukir indah, seperti peti milik kaum bangsawan yg dimanfaatkan menaruh barang bernilai. Nahkoda memerintahkan membawa peti itu. Seluruh orang terperanjat lantaran didalamnya terdapat satu orang bayi kecil yg bertubuh montok & tampan. Nahkoda merasa gembira menyelamatkan jiwa si bayi kecil itu, tetapi pun mengutuk orang yg tak berprikemanusiaan.

Nahkoda seterusnya memerintahkan awak kapal utk menambahkan pelayaran ke pulau Bali. Tetapi perahu tak mampu bergerak maju. Saat perahu diputar & digerakkan kearah Gresik nyata-nyatanya perahu itu melaju bersama cepatnya.

Dihadapan Nyai Ageng Pinatih janda tajir raya pemilik Kapal Nahkoda bicara sambil mengakses peti itu. Peti inilah yg menyebabkan kami kembali ke Gresik kurun waktu secepat ini. Kami tidak bisa menyambung pelayaran ke Pulau Bali, kata sang nahkoda.

Bayi…? Bayi siapa ini ? gumam Nyai Ageng Pinatih sembari mengangkat bayi itu dari dalam peti.

Kami menemukannya di tengah samudera selat Bali, jawab nahkoda kapal.

Bayi ini setelah itu mereka serahkan terhadap Nyai Ageng Pinatih buat diambil yang merupakan anak angkat. Benar-benar telah lama beliau berharap satu orang anak. Sebab bayi ini ditemukan di tengah smudera sehingga Nyai Ageng Pinatih setelah itu memberinya nama Joko Samudra.

Waktu berusia 11 th, Nyai Ageng Pinatih mengantarkan Joko Samudra buat berguru terhadap Raden Rahmat atau Sunan Ampel di Surabaya. Menurut sekian banyak sumber mula mula-mula Joko Samudra tiap-tiap hri berangkat ke Surabaya & sorenya kembali ke Gresik. Sunan Ampel selanjutnya menyarankan supaya anak itu mondok saja dipesantren Ampeldenta biar lebih fokus dalam menuntut ilmu agama Islam.

Terhadap satu buah tengah malam, seperti rata rata Raden Rahmat hendak membawa air wudhu guna lakukan sholat Tahajjud, mendoakan muridnya & mendoakan umat biar selamat didunia & di akhirat. Sebelum berwudhu Raden Rahmat menyempatkan diri melihat-lihat para santri yg tidur di asrama.

Tiba-tiba Raden Rahmat terperanjat. Ada sinar jelas memancar dari salah satu orang santrinya. Selagi beberpa ketika dia tertegun, sinar jelas itu menyilaukan mata. Buat mengetahui siapakah murid yg wajahnya bersinar itu sehingga Sunan ampel berikan ikatan terhadap sarung murid itu.

Esok harinya, setelah sholat subuh Sunan Ampel memanggil murid-muridnya itu.

Siapakah diantara kalian yg diwaktu bangun tidur kain sarungnya ada ikatan? Bertanya Sunan Ampel.

Aku Kanjeng Sunan…..papar Joko Samudra.

Menonton yg mengacungkan tangan yakni Joko Samudra, Sunan Ampel semakin percaya bahwa anak itu tentulah bukan anak sembarangan. Kebetulan kepada waktu itu Nyai Ageng Pinatih datang utk menengok Joko Samudra, peluang itu dimanfaatkan Sunan Ampel buat tanya makin jauh mengenai asal-usul Joko Samudra.

Nyai Ageng Pinatih menjawab sejujur-jujurnya. Bahwa Joko Samudra ditemukan di tengah selat Bali disaat masihlah bayi. Peti yg dimanfaatkan buat membuang bayi itu sampai saat ini masihlah tersimpan rapi dirumah Nyai Ageng Pinatih.

Teringat kepada pesan Syekh Maulana Ishak sebelum bertolak ke negara Pasai sehingga Sunan Ampel seterusnya mengusulkan Nyai Ageng Pinatih supaya nama anak itu ditukar jadi Raden Paku. Nyai Ageng Pinatih menurut saja apa kata Sunan Ampel, ia yakin penuh terhadap wali agung yg dihormati penduduk bahkan pun tetap terhitung satu orang Pangeran Majapahit itu.

Raden Paku
Selama mondok dipesantren Ampeldenta, Raden Paku teramat akrab bersahabat dgn putera Raden Rahmat yg bernama Raden Makdum Ibrahim. Keduanya bagai saudara kandung saja, saling menyayangi & saling mengingatkan.

Sesudah berumur 16 tahu, ke-2 pemuda itu dianjurkan utk menimba ilmu wawasan yg lebih tinggi di negara seberang sambil meluaskan wawasan.

Di negara Pasai tidak sedikit orang pandai dari bermacam negara. Disana pula ada ulama agung yg bergelar Syekh Awwallul Islam. Dialah ayah kandung yg nama aslinya merupakan Syekh Maulana Ishak. Pergilah kesana tuntutlah ilmunya yg tinggi & teladanilah kesabarannya dalam mengasuh para santri & berjuang menyebarkan agama Islam. hal tersebut dapat bermanfaat nanti bagi kehidupanmu di periode yg mendatang.

Pesan itu dilaksanakan oleh Raden Paku & Raden Makdum Ibrahim. & demikian hingga di negara Pasai keduanya disambut gembira, penuh rasa haru & bahagia oleh Syekh Maulana Ishak ayah kandung Raden Paku yg tidak sempat menyaksikan anaknya sejak bayi.

Raden Paku menceritakan riwayat hidupnya sejak masihlah mungil ditemukan di tengah samudera & seterusnya diambil anak angkat oleh Nyai Ageng Pinatih & berguru terhadap Sunan Ampel di Surabaya.

Sebaliknya Syekh Maulana Ishak seterusnya menceritakan pengalamannya di diwaktu berdakwah di Blambangan maka dipaksa mesti meninggalkan isteri yg amat sangat dicintainya.

Raden Paku menangis sesegukan mendengar kisah itu. Bukan menangis kemalangan beliau yg disia-siakan kakeknya merupakan Prabu Menak Sembuyu namun memikirkan nasib ibunya yg tidak ketahuan lagi tempatnya berada. Apakah ibunya tetap hidup atau telah wafat dunia.

Di negara Pasai tidak sedikit ulama akbar dari negara asing yg menetap & terhubung pelajaran agama Islam pada masyarakat setempat, perihal ini tak disia-siakan oleh Raden Paku & Maulana Makdum Ibrahim. Ke-2 pemuda itu menuntut ilmu agama dgn tekun, baik terhadap Syekh Maulana Ishak sendiri ataupun pada guru-guru agama yang lain.

Ada yg mempunyai anggapan bahwa Raden Paku dikaruniai Ilmu Laduni adalah ilmu yg serta-merta berasal dari Tuhan, maka kecerdasan otaknya seolah tidak ada bandingnya. Di Samping menggali ilmu ilmu Tauhid mereka pula mencari ilmu ilmu Tasawuf dari ulama Iran, Bagdad & Gujarat yg tidak sedikit menetap di negara Pasai.

Ilmu yg dipelajari itu berpengaruh & menjiwai kehidupan Raden Paku dalam perilakunya sehari-hari maka kentara benar jika dia memiliki ilmu tingkat tinggi, ilmu yg sebenarnya cuma dipunyai ulama yg berumur lanjut & berpengalaman. Gurunya seterusnya memberinya gelar Syekh Maulana Ainul Yaqin.

Sesudah tiga th berada di pusat Pasai. & periode belajarnya itu telah dianggap pass oleh Syekh Maulana Ishak, ke-2 pemuda itu diperintahkan kembali ke tanah jawa. Oleh ayahnya, Raden Paku dikasih satu buah bungkusan kain putih berisi tanah.

Nanti, jika tiba masanya dirikanlah pesantren di Gresik, carilah tanah yg sama betul bersama tanah dalam bungkusan ini disitulah kau membangun pesantren, demikianlah pesan anahnya.

Ke-2 pemuda itu seterusnya kembali ke Surabaya. Melaporkan segala pengalamannya pada Sunan Ampel. Sunan Ampel memerintahkan Makdum Ibrahim berdakwah di Tuban, sedangkan Raden Paku diperintah pulang ke Gresik kembali ke ibu angkatnya yakni Nyai Ageng Pinatih.

Membersihkan Diri
Terhadap umur 23 th, Raden Paku diperintah oleh ibunya buat mengawal barang dagangan ke pulau Banjar atau Kalimantan. Pekerjaan ini diterimanya dgn gemar hati. Nahkoda kapal diserahkan terhadap pelaut kawakan ialah Abu Hurairah. Biarpun pucuk pimpinan berada di tangan Abu Hurairah namun Nyai Ageng Pinatih berikan kuasa pun terhadap Raden Paku utk ikut memasarkan dagangan di Pulau Banjar.

Tiga buah kapal bertolak meninggalkan pelabuhan Gresik bersama penuh muatan. Kebanyakan, setelah dagangan itu habis terjual di Pulau Banjar sehingga Abu Hurairah diperintah mengambil barang dagangan dari pulau Banjar yg sekiranya laku di pulau Jawa, seperti rotan, damar, emas & lain-lain. Dgn begitu keuntungan yg diperoleh jadi berlipat ganda, tetapi kali tak, setelah kapal merapat dipelabuhan Banjar, Raden paku membagi-bagikan barang dagangannya dari Gresik itu dengan cara free pada masyarakat setempat.

Pasti saja elemen ini menciptakan Abu Hurairah jadi cemas. Ia cepat memprotes aksi Raden Paku, Raden….kita tentu bakal mendapat murka Nyai Ageng Pinatih. Kenapa barang dagangan kita diberikan dengan cara gratis?

Janganlah kuatir paman, kada Raden Paku. Aksi aku ini telah cocok. Masyarakat Banjar kini sedang dilanda musibah. Mereka dilanda kekeringan & kurang pangan. Sedangkan ibu telah terlampaui tidak sedikit membawa keuntungan dari mereka, sudahkah ibu memberikan hartanya dgn membayar zakat terhadap mereka? Aku kira belum, nah sekaranglah saatnya ibu mengeluarkan zakat utk membersihkan diri.

Itu di luar wewenang aku Raden, kata Abu Hurairah. Kalau kita tak meraih duit dulu bersama apa kita isikan perahu biar tak oleng dihantam gelombang & badai?

Raden Paku terdiam sekian banyak dikala. Dirinya telah maklum jika dagangan habis rata rata Abu Hurairah dapat isikan kapal atau perahu dgn barang dagangan dari Kalimantan. Tetapi sekarang ini tidak ada duit bersama apa dagangan pulau Banjar dapat dibeli.

Paman tidak usah risau, kata Raden Paku bersama tenangnya. Biar kapal tak oleng isilah karung-karung kita bersama batu & pasir.

Benar-benar benar, mereka bakal berlayar sampai dipantai Gresik dalam kondisi selamat. Namun hati Abu Hurairah jadi kebat-kebit tatkala berlangsung meninggalkan kapal buat berjumpa bersama Nyai Ageng Pinatih.

Dugaan Abu Hurairah benar. Nyai Ageng Pinatih terbakar amarahnya demi mendengar aksi Raden Paku yg dianggap tak normal.

Sebaiknya ibu perhatikan lalu pinta Raden Paku.

Telah, jangan sampai tidak sedikit berbicara. Buang saja pasir & batu itu. Cuma mengotori karung-karung kita saja hardik Nyai Ageng Pinatih.

Tetapi waktu awak kapal terhubung karung-karung itu mereka terperanjat. Karung-karung itu isinya jadi barang barang dagangan yg biasa mereka bawa dari banjar, seperti rotan, damar , kain & emas pula intan. Apabila ditaksir harganya jauh lebih akbar ketimbang dagangan yg disedekahkan terhadap masyarakat Banjar.

Perkawinan Raden Paku
Al-kisah ada satu orang bangsawan Majapahit bernama Ki Ageng Supa Bungkul beliau memiliki suatu pohon delima yg aneh didepan rumahnya. Tiap-tiap kali ada orang yg hendak membawa buah delima yg berbuah satu itu tentu mengalami nasib celaka, jika tak ditimpa penyakit berat pastilah orang tersebut wafat dunia. Sebuah disaat Raden Paku tidak dengan sengaja melalui didepan pekarangan Ki Ageng Supa Bungkul. Demikian beliau berlangsung di bawah pohon delima tiba-tiba pohon itu jatuh tentang kepala Raden Paku.

Ki Ageng Bungkul pula tiba-tiba muncul & mencegat Raden Paku & dirinya berbicara, kau mesti kawin bersama puteriku Dewi Wardah.

Memang Lah, Ki Ageng Bungkul sudah mengadakan sayembara, siapa saja yg sanggup memetik buah delima itu bersama selamat sehingga beliau bakal dijodohkan bersama puterinya yg bernama Dewi Wardah. Raden Paku bingung menghadapi aspek itu. Sehingga sejarah itu diungkapkan terhadap Sunan Ampel.

Tidak usah bingung, Ki Ageng Bungku yaitu serang muslim yg baik. Saya percaya Dewi Wardah pun seseorang muslimah yg baik. Lantaran hal tersebut jadi niat Ki Ageng Bungkul kuharap kau tak mengecewakan niat baiknya itu. Begitu kata Sunan Ampel.

Tapi…….bukankah aku hendak menikah dgn puteri Kanjeng Sunan Adalah bersama Dewi Murtasiah tutur Raden Paku.

Tak kenapa? Kata Sunan Ampel. Setelah melangsungkan akad nikah bersama Dewi Murtasiha setelah itu kau dapat melangsungkan perkawinan bersama Dewi Wardah.

Itulah liku-liku perjalan hidup Raden Paku. Dalam sehari dia menikah dua kali. Jadi menantu Sunan Ampel, selanjutnya jadi menantu Ki Ageng Bungkuk satu orang bangsawan Majapahit yg sampai saat ini makamnya terawat baik di Surabaya.

Setelah berumah tangga, Raden Paku semakin giat berdagang & berlayar antar pulau. Sambil berlayar itu dia menyiarkan agama Islam kepada warga setempat maka namanya lumayan populer di kepulauan nusantara.

Lama-lama gerakan dagang tersebut tak memuaskan hatinya, beliau mau berkonsentrasi menyiarkan agama Islam dgn mendirikan pondok pesantren. Dirinya serta minta izin terhadap ibunya buat meninggalkan dunia perdagangan.

Nyai Ageng Pinatih yg tajir raya itu tak keberatan, andaikata hartanya yg tidak sedikit itu dikonsumsi tiap-tiap hri bersama anak & menantunya rasanya tak ada dapat habis, lebih-lebih juragan Abu Hurairah orang kepercayaan Nyai Ageng Pinatih menyebut kesanggupannya utk mengurus semua aktivitas perdagangan miliknya, sehingga perempuan itu ikhlas melepaskan Raden Paku yg hendak mendirikan pesantren.

Mulailah Raden Paku bertafakkur digoa yg sunyi, 40 hri 40 tengah malam dia tak ke luar goa. Cuma bermunajat terhadap Allah. Area Raden Paku bertafakkur itu sampai kini tetap ada adalah desa Kembangan & Kebomas.

Usai bertafakkur teringatlah Raden Paku terhadap pesan ayahnya selagi mempelajari di negara Pasai. Beliau serta berlangsung berkeliling daerah yg tanahnya serupa dgn tanah yg diboyong dari negara Pasai.

Lewat desa Margonoto, sampailah Raden Paku didaerah perbukitan yg hawanya sejuk, hatinya terasa damai, dia pula mencocokkan tanah yg dibawanya bersama tanah ditempat itu. Nyata-nyatanya tepat sekali. Sehingga di desa Sidomukti itulah dirinya selanjutnya mendirikan pesantren. Lantaran ruang itu yaitu dataran tinggi atau gunung sehingga dinamakanlah Pesantren Giri. Giri dalam bahasa sansekerta artinya gunung.

Atas dukkungan isteri-isteri & ibunya pun dukungan spiritual dari Sunan ampel, tak demikian lama cuma dalam diwaktu tiga thn pesantren Giri telah populer ke seluruhnya nusantara.

Menurut Dr.H.J. De Graaf, setelah pulang dari pengembaraannya atau berguru ke negara Pasai, dirinya memperkenalkan diri terhadap dunia, selanjutnya berkedudukan di atas bukit di Gresik & beliau jadi orang perdana yg paling ternama dari Sunan-sunan Giri yg ada. Di Atas gunung tersebut mestinya ada istana sebab dikalangan rakyat dibicarakan adanya Giri Kedatin (Kerajaan Giri). Murid-murid Sunan Giri berdatangan dari segala penjuru, seperti Maluku, Madura, Lomnok, Makasar, Hitu & Ternate. Begitu menurut De Graaf.

Menurut babad tanah jawa murid-murid Sunan Giri itu justru bertebaran nyaris diseluruh penjuru benua akbar, seperti Eropa (Rum), Arab, Mesir, Cina & lain-lain. Seluruh itu ialah penggambaran nama Sunan Giri yang merupakan ulama gede yg amat dihormati orang kepada jamannya. Di Samping pesantrennya yg gede beliau pun membangun mesjid yang merupakan pusat ibadah & pembentukan iman umatnya. Buat para santri yg datang dari jauh dia pun membangun asrama yg luas.

Di Sekitar kebenaran tersebut sebenarnya dulu jarang ditempati oleh warga karena susahnya mendapati air. Tapi bersama adanya Sunan Giri masalah air itu bisa diatasi. Kiat Sunan Giri menciptakan sumur atau sumber air itu amat sangat aneh & gaib cuma dirinya satu orang yg sanggup melakukannya.

Peresmian Mesjid Demak
Dalam peresmian mesjid Demak Sunan Kalijaga mengusulkan supaya di buka bersama pertunjukkan wayang kulit yg terhadap dikala itu wujudnya masihlah wayang beber merupakan gambar manusia yg dibeber kepada suatu kulit binatang.

Usul Sunan Kalijaga di tolak oleh Sunan Giri, sebab wayang yg bergambar manusia haram hukumnya dalam aliran Islam, begitu menurut Sunan Giri.

Seandainya sunan Kalijaga mengusulkan peresmian mesjid Demak bersama mengakses pagelaran wayang kulit, setelah itu diadakan dakwah & rakyat berkumpul boleh masuk sesudah mengucapkan syahadat, sehingga Sunan Giri mengusulkan biar mesjid Demak diresmikan terhadap diwaktu hri Jum’at sembari melakukan Sholat jamaah Jum’at.

Sunan Kalijaga berjiwa agung seterusnya mengadakan kompromi bersama Sunan Giri. Sebelum Sunan Kalijaga sudah ubah wujud wayang kulit maka gambarannya tak mampu dinamakan sbg gambar manusia lagi, lebih serupa karikatur seperti wujud wayang yg ada sekarang ini ini.

Sunan Kalijaga mengambil wayang kreasinya itu dihadapan Sidang para wali. Keran tak dapat dinamakan gambar manusia sehingga hasilnya Sunan Giri menyetujui wayang kulit itu difungsikan yang merupakan fasilitas dakwah.

Perubahan wujud wayang kulit itu yaitu sebab sanggahan Sunan Giri. Dikarenakan itu Sunan Kalijaga berikan tanda kusus kepada momentum utama itu. Pemimpin para dewa dalam pewayangan oleh Sunan Kalijaga disebut Sang Hyang Girinata yg arti sebenarnya merupakan sunan Giri yg menata.

Sehingga perdebatan menyangkut peresmian mesjid Demak mampu diatasi. Peresmian itu dapat diawali dgn sholat jum’at selanjutnya diteruskan dgn pertunjukkan wayang kulit yg dimainkan oleh ki dalang Sunan Kalijaga.

Jasa-jasa Sunan Giri
Jasa yg paling besar pasti saja perjuangannya dalam menyebarkan agama Islam di tanah jaw bahkan ke nusantara.

Dia sempat jadi hakim dalam perkara pengadilan Syekh Siti Jenar, seseorang wali yg dianggap murtad lantaran menyebarkan faham Pantheisme & meremehkan syariat Islam yg disebarkan para wali yang lain. Dgn begitu sunan Giri ikut menghambat tersebarnya ajaran yg tidak searah bersama faham Ahlussunnah wal jama’ah.

Keteguhannya dalam menyiarkan agama Islam dengan cara murni & konsekuen mengambil resiko positif bagi generasi Islam berikutnya. Islam yg disiarkannya ialah Islam pas falsafah Nabi tidak dengan dicampuri bersama etika istiadat lama.

Di dalam kesenian ia pun berjasa agung, dikarenakan beliaulah yg perdana kali membuat Asmaradana & Pucung, dia juga yg membuat tembang & tembang dolanan anak-anak yg bernafas Islam antara lain : jamuran, Cublak-ublak Suweng, Jithungan & Delikan.

Sembari jalankan permainan yg dinamakan jelungan itu umumnya anak-anak bakal menyanyikan lagu Padhang bln :

"Padhang-padhang bln, ayo gage dha dolanan,
Dolanane na ing latar,
Ngalap padhang gilar-gilar,
Nundhung begog hangetikar."

(tengah malam jelas bln, marilah lekas main, main dihalaman, membawa dihalaman, membawa manfaat benderangnya rembulan, mengusir gelap yg lari terbirit-birit)

Tujuan dari lagu dolanan padhang bln;
Agama Islam sudah datang, sehingga marilah kita cepat menuntut penghidupan, dimuka bumi ini, buat membawa manfaat dari agama Islam, supaya hilang lenyaplah kebodohan & kesesatan.

Para Pengganti Sunan Giri
Sunan Giri atau Raden Paku lahir terhadap th 1412 M, memerintah kerajaan Giri kurang lebih 20 th. Selagi memerintah Giri Kedaton ia bergelar Prabu Satmata.

Pengaruh Sunan giri benar benar akbar pada kerajaan Islam di jawa ataupun di luar jawa. Sebagi buktinya yakni adanya adat bahwa kalau satu orang hendak dinobatkan jadi raja haruslah mendapat pengesahan dari Sunan Giri.

Giri Kedaton atau Kerajaan Giri terjadi selagi 200 th. Setelah Sunan Giri wafat dunia dia digantikan anak keturunannya yakni :

1. Sunan Dalem
2. Sunan Sedomargi
3. Sunan Giri Prapen
4. Sunan Kawis Guwa
5. Panembahan Ageng Giri
6. Panembahan Mas Witana Sideng Rana
7. Pangeran Singonegoro (bukan keturunan Sunan Giri
8. Pengeran Singosari

Pangeran Singosari ini berjuang gigih mempertahankan diri dari serbuan Sunan Amangkurat II yg dibantu oleh VOC & Kapten Jonker. Setelah pangeran Singosari meninggal kepada th 1679, habislah kekuasaan Giri Kedaton. Walau begitu kharisma Sunan Giri yang merupakan ulama agung wali terkemuka masihlah abadi sepanjang musim.

Kisah Sunan Giri Rating: 4.5 Diposkan Oleh: esok sore

0 comments:

Post a Comment